31 March 2020

Manusia dan Kebudayaan



Unsur-Unsur Yang Membangun Manusia

Ada banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, namun di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi. Yaitu unsur Jasmani dan unsur Rohani. Unsur Jasmani adalah Semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan fisik manusia, seperti makan, minum, dan lain-lain. Jika tidak di penuhi maka akan berakibat buruk bagi manusia itu. Unsur Rohani adalah Semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani, atau hati manusia. Seperti agama atau keyakinan, ketenangan hati, rasa aman, rasa bahagia dan lain-lain.


Unsur-Unsur Yang Membentuk Manusia
  • Jasad yaitu Badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto dan menempati ruang dan waktu.
  • Hayat yaitu Mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
  • Ruh yaitu Bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
  • Nafas yaitu Diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.


Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung 3 Unsur
  • Id adalah Struktur kepribadian yang paling primitif dan paling tidak tampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex.
  • Ego adalah Struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, berperan menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Perkembangan ego terjadi antara usia satu dan udua tahun.
  • Superego adalah Struktur kepribadian yang paling akhir, muncul kira-kira pada usia lima tahun. Dibandingkan dengan id dan ego, superego yang berkembang secara internal dalam diri individu, superego terbentuk dari lingkungan eksternal.


Hakekat Manusia

Hakekat Manusia adalah Kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Menurut bahasa, Hakikat berarti Kebenaran atau sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan hakikat adalah Inti dari segala sesuatu atau menjadi jiwa sesuatu. Ilmu yang mempelajari tentang hakekat manusia disebut Antropologi Filsafat.


Menurut Para ahli dalam memahami Hakekat Manusia

1. Charles Robert Darwin (1809-1882)
Menetapkan manusia sejajar dengan binatang, karena terjadinya manusia dari sebab-sebab mekanis, yaitu lewat teori descendensi (ilmu turunan) dan teori natural selection (teori pilihan alam)

2. Ernest Haeckel (1834-1919)
Menyatakan manusia dalam segala hal menyerupai binatang beruas tulang belakang, yakni binatang menyusui

3. Aristoteles (384-322)
Memberikan devinisi manusia sebagai binatang yang berakal sehat yang mampu mengeluarkan pendapatnya, dan berbicara berdasarkan pikirannya (the animal than reasons). Disamping itu manusia juga binatang yang berpolitik (zoon politicon) dan binatang yang bersosial (social animal)

4. Dalam Islam
Manusia dipandang sebagai manusia, bukan sebagai binatang, karena manusia memiliki derajat yang tinggi, bertanggung jawab atas segala yang diperbuat, serta makhluk pemikul amanah yang berat. Berikut pemahaman para pemikir Islam tentang manusia :


2 Komponen Hakekat Manusia

1. Komponen Jasad
Komponen ini berasal dari alam ciptaan yang mempunyai bentuk, rupa, berkualitas, berkadar, bergerak dan diam, serta berjasad dan terdiri atas organ. Sifat jasad manusia yang ada dalam bumi ini yaiu, dapat bergerak, memiliki rasa, berwatak gelap dan kasar, dan ini tidak berbeda dengan benda-benda lain, Komponen jasad merupakan komponen materi.

2. Komponen Jiwa
Komponen jiwa berasal dari alam perintah (alam kholiq) yang mempunyai sifat berbeda dengan jasad manusia. Hal ini karena jiwa merupakan roh dari perintah Tuhan walaupun tidak menyamai Dzat-Nya. Jiwa ini dapat berfikir, mengingat, mengetahui, dan sebagainya, sedangkan unsur jiwa merupakan unsur rohani sebagai penggerak jasad untuk melakukan kerjanya yang termasuk alam ghaib. Jiwa adalah sebagai kesempurnaan awal bagi jasad alami yang organik


Perbedaan Manusia Dengan Makhluk Lain

1. Punya masa Menopause
Berbeda dengan sebagian besar binatang yang akan terus bereproduksi hingga akhir hayatnya, manusia khususnya wanita hanya akan bereproduksi sampai tiba pada suatu masa yang disebut menopause.

2. Melewati masa kecil lebih lama
Dibandingkan primata maupun binatang yang lain, manusia menghabiskan waktu yang lebih lama untuk tinggal bersama dan mengasuh keturunannnya. Beberapa ahli menduga hal ini dipicu oleh ukuran otak manusia yang lebih besar, sehingga butuh waktu lebih lama untuk berkembang dengan sempurna.

3. Wajah memerah saat tersipu
Dari semua bentuk ekspresi, wajah yang memerah saat tersipu malu adalah yang paling unik dan hanya terjadi pada manusia. Tidak diketahui pasti bagaimana hal ini terjadi, namun hal ini dinilai telah banyak membantu manusia untuk bersikap jujur.

4. Bisa menciptakan api
Kemampuan manusia untuk membuat api adalah bekal penting dalam memenangkan seleksi alam. Ancaman predator nokturnal yang mengintai ketika hari mulai gelap menjadi mudah bagi manusia untuk ditanggulangi.

5. Mengenal pakaian
Tidak seperti kera yang tubuhnya tertutup bulu (rambut), secara alami manusia tidak punya pelindung terhadap perubahan suhu di permukaan kulitnya. Namun dengan kecerdasan yang dimiliki, manusia bisa membuat pakaian yang menggantikan fungsi bulu pada beberapa jenis binatang.

6. Berbicara
Sejak kurang lebih 35.000 tahun yang lalu, manusia memiliki tenggorokan yang posisinya lebih rendah dibandingkan pada simpanse. Ditunjang dengan tulang hyoid berbentuk tapal kuda yang terletak di bawah lidah, manusia mampu mengontrol suara yang dihasilkan sehingga bisa berbicara.

7. Jemari tangan yang fleksibel
Manusia adalah satu-satunya spesies yang bisa memutar jempol tangannya ke berbagai arah hinggga 360 derajat. Jari-jari yang lain juga lebih fleksibel dibandingkan primata, sehingga manusia menjadi spesies paling terampil dalam memanfaatkan peralatan.


Kepribadian Bangsa Timur

Kepribadian adalah Keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, temparmen, ciri-ciri kasdan prilaku seseorang. Kebudayaan Timur adalah Kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara melakukan berbagai macam pelatihan fisik dan mental.

Kepribadian Bangsa Timur merupakan Suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur. Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun dalam berpakaian.


Contoh Kepribadian Bangsa Timur

1. Ramah dan Sopan
Sifat tersebut menunjukkan bahwa bangsa timur memiliki sifat yang ramah dan sopan serta mudah bersosialisasi dengan bangsa lainnya. Sikap peduli terhadap lingkungan sekitar membuat bangsa timur mudah bergaul berbeda dengan bangsa barat yang cenderung hidup lebih individualis.

2. Pekerja Keras
Pekerja keras merupakan ciri-ciri bangsa timur. Bangsa timur dikenal dengan orang-orangnya yang tidak mudah menyerah, rajin dan bersungguh sungguh saat melakukan sesuatu apalagi yang berhubungan dengan pekerjaan.

3. Keagamaan dan Kebudayaan
Bangsa timur juga terkenal karena keragaman ras dan kebudayaan. Tidak hanya menang kuantitas, hal utama yang menjadi pedoman hidup bangsa timur adalah tradisi dan agama. Karena keterikatan dengan adat dan budaya menjadikan pembatas individu-individu bangsa timur untuk mencapai potensi maksimalnya.

4. Kesopanan
Bangsa timur dikenal dengan kesopanannya dan menjunjung tinggi norma kesopanan. Adat yang berlaku di lingkungna bangsa timur sangat berpengaruh terhadap kesopanan orang-orangnya.

5. Kepintaran dan Kecerdasan
Karena bangsa timur dikenal pekerja keras dan rajin ini menyebabkan bangsa timur cerdas dan pantang menyerah.

6. Norma
Sebagai bangsa timur, dikenal amat menjunjung tinggi norma-norma. Bangsa timur cenderung tidak suka menyangkut hal-hal yang bertentangan dengan norma.

7. Mengutamakan Keluarga
Kebanyakan orang-orang bangsa timur sangat bergantung pada keluarganya. Keluarga menjadi faktor utama dalam kehidupan bangsa timur itu sendiri.


Bagan Psiko-Sosiogram Manusia


Nomor 7 dan nomor 6
Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan. Contohnya : impian atau cita-cita yang diinginkan

Nomor 5 (Unexpressed Conscious)
Lingkaran itu terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi siapapun juga dalam lingkarannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :

* Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.
* Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun siberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
* Ia malu karena takut ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
* Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.

Nomor 4 (Expressed Conscious)
Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya, yang dengan mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.

Nomor 3
Mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekananbatin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.

Nomor 2
Tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.

Nomor 1
Terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari. Contohnya : ketika seorang pedagang melihat berita tentang DPR akan mengadakan rapat.

Nomor 0
Terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan lingkaran nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.


Definisi Kebudayaan

Kebudayaan secara umum adalah Sesuatu yang akan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.


Kebudayaan Menurut Para Ahli

1. Koentjaraningrat
Kebudayaan merupakan Keseluruhan perilaku dari manuasia dan hasil yang diperoleh melalui proses belajar dan segalanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

2. Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan didefinisikan sebagai buah budi manusia, yang merupakan hasil dari dua pengaruh besar yaitu alam dan kodrat masyarakat. Ini juga merupakan sebuah bukti kejayaan kehidupan manusia untuk dapat mengatasi kesulitan di dalam hidupnya agar keselamatan dan kebahagyaan bisa tercapai. Nantinya, sifat tertib dan damai juga akan terlahir dari sini.

3. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi
Kebudayaan diartikan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.


Tokoh-Tokoh Kebudayaan

1. Drs. R. Soekmono


Drs. R. Soekmono lahir di Ketanggungan, kabupaten Brebes (14 Juli 1922 - 9 Juli 1997 di Jakarta) Ia adalah salah satu arkeolog dari Indonesia dan pernah memimpin proyek pemugaran Candi Borobudur pada tahun 1971-1983. Soekmono termasuk dalam arkeolog pertama bangsa Indonesia yang berhasil menyelesaikan gelar sarjananya pada tahun 1953 dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Soekmono merupakan orang Indonesia pertama yang lulus sebagai doktorandus dalam bidang studi arkeologi. Setelah lulus tahun 1953, diangkat sebagai Kepala Dinas Purbakala Republik Indonesia. Jabatan ini terus dipangkunya hingga tahun 1973. Pada 1970 dipercaya pemerintah untuk memimpin Proyek Pemugaran Candi Borobudur, sebuah proyek besar yang didanai oleh pemerintah RI dan UNESCO.

Pada 1974 Ia sempat menyelesaikan disertasinya yang berjudul "Candi, Fungsi dan Pengertiannya" di Universitas Indonesia. Pengetahuannya yang luas mengenai Sejarah Kebudayaan Indonesia, diamalkannya di ruang kuliah Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana, dan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru di Batusangkar sebagai Dosen Luar Biasa (1953-1978). Pada 1978 Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Arkeologi Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Kemudian pada 1986-1987 sebagai Guru Besar tamu di Rijksuniversiteit te Leiden, Belanda.

“Kebudayaan adalah keseluruhan hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa pikiran dan dalam hidup.”


2. Ruth Benedict


Seorang Antropolog budaya terkenal dari Amerika. Lahir pada taggal 5 Juni 1877 di New York City. Dia adalah seorang murid Franz Boaz, orang yang mempengaruhi ideologinya dalam melakukan pekerjaannya. Karya Benedict paling terkenal adalah "Patterns of Culture" (1934) dimana dia menyatakan bahwa setiap kebudayaan berasal dari potensi manusia selama periode waktu tertentu. Dia dikenang sebagai salah satu pelopor penerapan Antropologi dalam mempelajari aspek masyarakat maju. Karya penting lainnya termasuk Zuni Mithology (1935), Race: Science and Politics (1940), dan The Chrysanthemum and the Sword: Patterns of Japanese Culture (1946).

"Tujuan dari Antropologi adalah untuk membuat dunia aman dari perbedaan manusia."


3. Sarmidi Mangunsarkoro


Ki Mangunsarkoro atau Sarmidi Mangunsarkoro lahir di Surakarta (23 Mei 1904 – 8 Juni 1957) adalah pejuang di bidang pendidikan nasional, Ia dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (1949-1950). Dibesarkan di lingkungan keluarga pegawai Keraton Surakarta. Pengabdian kepada masyarakat, diawali setelah lulus dari Sekolah Guru "Arjuna" Jakarta langsung diangkat menjadi guru HIS Tamansiswa Yogyakarta. (1929) Diangkat menjadi Kepala Sekolah HIS Budi Utomo Jakarta.

(1931) Ditugasi untuk menyusun Rencana Pelajaran Baru, (1932) disahkan sebagai Daftar Pelajaran Mangunsarkoro. Atas dasar tugas tersebut (1932) ia menulis buku Pengantar Guru Nasional. Buku tersebut mengalami cetak ulang pada tahun 1935. (1947) Diberi tugas oleh Ki Hadjar Dewantara untuk memimpin penelitian guna merumuskan dasar-dasar perjuangan Tamansiswa, dengan bertitik tolak dari Asas Tamansiswa 1922. Dalam Rapat Besar Umum Tamansiswa Tahun 1947 hasil kerja Panitia Mangunsarkoro bernama Pancadarma itu diterima dan menjadi Dasar Tamansiswa, yaitu: Kodrat Alam, Kemerdekaan, Kebudayaan, Kebangsaan, dan Kemanusiaan.

Perjuangan Ki Sarmidi Mangunsarkoro dalam bidang pendidikan, di antaranya (1930-1938) menjadi Anggota Pengurus Besar Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) dan penganjur gerakan Kepanduan Nasional yang bebas dari pengaruh kolonialisme Belanda. (1932-1940) Ia menjabat sebagai Ketua Departemen Pendidikan dan Pengajaran Majelis Luhur Tamansiswa merangkap Pemimpin Umum Tamansiswa Jawa Barat. (1993) Ia memegang Kepemimpinan Taman Dewasa Raya di Jakarta yang secara khusus membidangi bidang Pendidikan dan Pengajaran.

Tahun 1928 ikut tampil sebagai pembicara dalam Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 menyampaikan pidato tentang Pendidikan Nasional, yang mengemukakan bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan dan dididik secara demokratis, serta perlunya keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Beliau pernah terpilih menjadi Ketua PNI Pertama sebagai hasil Kongres Serikat Rakyat Indonesia (SERINDO) di Kediri dan menentang politik kompromi dengan Belanda (Perjanjian Linggarjati dan Renvile). Sewaktu terjadi agresi Belanda II di Yogyakarta, Beliau pernah ditahan IVG dan dipenjara di Wirogunan. Pada waktu Kabinet Hatta II berkuasa pada Agustus 1949 - Januari 1950, mendapat kepercayaan menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP dan K) RI. Sewaktu menjabat Menteri PP dan K, ia mendirikan dan meresmikan berdirinya Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) di Yogyakarta, mendirikan Konservatori Karawitan di Surakarta, dan ikut membidani lahirnya Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Kepercayaan Pemerintah terhadap reputasi dan dedikasinya kepada Negara, membawa Ki Sarmidi Mangunsarkoro kembali dipercaya menjadi Menteri PP dan K RI pada masa Kabinet Halim sejak Januari 1950 sampai September 1950, dan ia berhasil menyusun dan memperjuangkan di parlemen Undang Undang No 4/1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah untuk seluruh Indonesia. UU No 4/1950 itu disahkan dan sekaligus menjadi UU Pendidikan Nasional pertama.

“Kebudayaan adalah segala yang bersifat hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang seluas – luasnya.”


4. Sutan Takdir Alisjahbana


Sutan Takdir Alisjahbana lahir di Natal, Sumatera Utara, (11 Februari 1908 - 17 Juli 1994). Beliau merupakan tokoh pembaharu, sastrawan, dan ahli tata Bahasa Indonesia. Masih keturunan keluarga kerajaan. Ibunya, Puti Samiah adalah seorang Minangkabau yang telah turun temurun menetap di Natal, Sumatera Utara. Puti Samiah merupakan keturunan Rajo Putih, salah seorang raja Kesultanan Indrapura yang mendirikan kerajaan Lingga Pura di Natal.

Ayahnya, Raden Alisyahbana yang bergelar Sutan Arbi, adalah seorang guru. Ia sangat menghormati wanita, mengatakan bahwa wanita adalah motor penggerak dan pendukung dibalik kesuksesan seorang laki-laki. Setelah menamatkan sekolah HIS di Bengkulu (1921), STA melanjutkan pendidikannya ke Kweekschool, Bukittinggi. Kemudian dia meneruskan HKS di Bandung (1928), meraih Mr. dari Sekolah Tinggi di Jakarta (1942), dan menerima Dr. Honoris Causa dari Universitas Indonesia (1979) dan Universitas Sains Malaysia, Penang, Malaysia (1987).STA pernah menjadi redaktur Panji Pustaka dan Balai Pustaka (1930-1933). Kemudian mendirikan dan memimpin majalah Poedjangga Baroe (1933-1942 dan 1948-1953), Pembina Bahasa Indonesia (1947-1952), dan Konfrontasi (1954-1962).

Pernah menjadi guru HKS di Palembang (1928-1929), dosen Bahasa Indonesia, Sejarah, dan Kebudayaan di Universitas Indonesia (1946-1948), guru besar Bahasa Indonesia, Filsafat Kesusastraan dan Kebudayaan di Universitas Nasional, Jakarta (1950-1958), guru besar Tata Bahasa Indonesia di Universitas Andalas, Padang (1956-1958), guru besar dan Ketua Departemen Studi Melayu Universitas Malaya, Kuala Lumpur (1963-1968). Ia yang pertama kali menulis Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia (1936) dipandang dari segi Indonesia, yang mana masih dipakai sampai sekarang.

Sebelum kemerdekaan, STA adalah pencetus Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo. Pada tahun 1970, STA menjadi Ketua Gerakan Pembina Bahasa Indonesia dan inisiator Konferensi Pertama Bahasa-bahasa Asia tentang The Modernization of The Languages in Asia (29 September-1 Oktober 1967). Selain sebagai ahli tata Bahasa Indonesia, Ia juga merupakan seorang sastrawan yang banyak menulis novel. Beberapa contoh novelnya yang terkenal yaitu Tak Putus Dirundung Malang (1929), Dian Tak Kunjung Padam (1932), Layar Terkembang (1936), Anak Perawan di Sarang Penyamun (1940), dan Grotta Azzura (1970 & 1971).

“Kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.”


5. Sir Edward Burnett Tylor


Sir Edward Burnett Tylor (2 Oktober 1832 - 2 Januari 1917), adalah seorang Antropolog yang berasal dari Inggris. Tylor dikenal melalui jasanya dalam penelitian evolusi kebudayaan. Dalam karyanya "Primitive culture dan Anthropology", ia mendefinisikan konteks penelitian ilmiah dalam antropologi, yang didasari dari teori evolusi Charles Darwin. Dia percaya bahwa ada sebuah basis fungsional dalam perkembangan masyarakat dan agama, yang ia anggap bersifat universal. Ia juga memperkenalkan kembali istilah animisme (kepercayaan terhadap jiwa dan roh-roh nenek moyang) yang ia anggap sebagai sebuah fase awal dalam perkembangan agama.

Teori evolusi religi ini dikenalkan oleh Edward Burnett Taylor dengan mempopulerkan istilah ‘animisme’ yang dipercayainya sebagai tahap awal dari evolusi religi, keyakinan sederhana yang mempercayai keberadaan mahluk roh (spiritual being). Animisme menurut Taylor, sebagai filsafat dan agama orang-orang primitiv, dihasilkan dari pengamatan dan penyimpulan (akan mimpi, halusinasi dll) secara spontan. Dalam studi sejarah agama dimulai dari Taylor kuat adanya pendapat yang menganggap bahwa telah terjadi perkembangan agama dimulai dari keyakinan adanya mana (manism) ke keyakinan akan roh-roh dibalik segala sesuatu (animism) menuju keyakinan akan patung (totemism), jimat (fetishism), penyembahan alam dan roh-roh, kemudian kepada dewa-dewi & setan-setan (polytheism), dan terakhir kepada ide akan keberadaan Allah yang tunggal (monotheism).

“Kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, adapt istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang mempelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.”


6. Ralph Linton


Ralph Linton (27 Februari 1893, Philadelphia, Pa, US - 24 Desember 1953, New Haven, Conn) Antropolog Amerika yang memiliki pengaruh yang nyata pada pengembangan antropologi budaya.

Sebagai sarjana di Universitas Swarthmore, Philadelphia, Linton mengejar kepentingan arkeologi, mengambil bagian dalam ekspedisi ke New Mexico, Colorado, dan Guatemala (1912 dan 1913). Setelah lulus (1915) ia diperiksa situs prasejarah di New Jersey, subjek tulisan profesional pertamanya. Dia kembali ke Southwest lagi (1916 dan 1919), tetapi dua tahun tinggal di Kepulauan Marquesas, dimulai pada tahun 1920, dialihkan minatnya dari arkeologi ke etnologi. Ia menjadi kurator koleksi India dan Kelautan Amerika di Field Museum of Natural History, Chicago (1922-1928). Dia menerima gelar Ph.D. dari Harvard University (1925) dan membuat satu orang ekspedisi ke Madagaskar dan Afrika Timur (1925-1927) yang mengakibatkan pekerjaan etnologis utamanya, The Tanala, sebuah Hill Tribe of Madagascar (1933), dan koleksi besar artefak, sekarang terutama di Museum Field.

Dia adalah seorang profesor di University of Wisconsin , Madison (1928-1937), Columbia University (1937-1946), dan Yale University (1946-1953). Studi Man (1936) sering dianggap sebagai pekerjaan teoritis yang paling penting nya. Ini adalah sintesis berpengaruh teori dari antropologi, psikologi, dan sosiologi. Dalam Latar Belakang Budaya Kepribadian (1945), ia mengajukan gagasan dari "kepribadian status," elemen umum yang membentuk tipe kepribadian dasar dalam budaya. Pekerjaan utama terakhirnya, The Tree of Culture (1955), menguraikan asal-usul manusia dan pengaruh biologis dan primata pada budaya perilaku.

“Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku dan hasil laku, yang unsur-unsur pembentukannya didukung serta diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu.”


7. Affandi Koesoema


Affandi lahir pada tahun 1907 di Cirebon, Jawa Barat. Ayahnya bernama R. Koesoema, seorang mantri ukur di pabrik gula di Ciledug, Cirebon. Affandi adalah seorang pelukis yang berbakat yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Ia dikenal sebagai Maestro Seni Lukis dengan gaya abstrak dan romantisme. Selain berbakat, ia juga produktif dalam melukis, tercatat sepanjang hidupnya ia telah menciptakan sekitar 2.000 karya lukis. Karya-karyanya telah dipamerkan di berbagai belahan dunia  Karya-karyanya dipamerkan ke berbagai negara di dunia, baik di benua Asia, benua Eropa, maupun benua Amerika seperti Inggris, Amsterdam, dan India. Saat melukis ia mengelola warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan tentang sesuatu, ia juga lebih sering menumpahkan langsung cairan cat dari tubenya kemudian menyapu cat tersebut dengan jari-jarinya.

"Bahasa yang saya gunakan adalah bahasa lukisan."


Tujuh Unsur Kebudayaan Universal

1. Bahasa
Suatu pengucapan yang indah dalam elemen kebudayaan dan sekaligus sebagai alat perantara yang paling utama bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasikan kebudayaan. Bentuk bahasa ada dua, yaitu bahasa lisan dan bahasa tulisan.

2. Sistem Pengetahuan
Pengetahuan tentang kondisi alam sekelilingnya dan sifat-sifat peralatan yang digunakannya. Sistem pengetahuan meliputi flora dan fauna, ruang pengetahuan tentang alam sekitar, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta tubuh manusia.

3. Sistem Kemasyarakatan atau Organisasi Sosial
Sekelompok masyarakat yang anggotanya merasa satu dengan sesamanya. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial meliputi kekerabatan, asosiasi, sistem kenegaraan, sistem kesatuan hidup, dan perkumpulan.

4. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Teknologi adalah jumlah dari semua teknik yang dimiliki oleh para anggota dalam suatu masyarakat yang meliputi cara bertindak dan berbuat dalam mengelola dan mengumpulkan bahan-bahan mentah. Kemudian bahan tersebut dijadikan sebagai alat kerja, penyimpanan, pakaian, perumahan, alat transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya yang berupa material. Unsur teknologi yang sangat menonjol adalah kebudayaan fisik yang meliputi alat produksi, senjata, wadah, makanan dan minuman, pakaian, perhiasan, tempat tinggal, perumahan, dan alat-alat transportasi.

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup
Segala usaha atau upaya manusia untuk medapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam, perikanan, peternakan, dan perdagangan.

6. Sistem Religi
Sebuah sistem yang terpadu antara keyakinan dan praktek keagamaan yang berhubungan dengan hal-hal yang suci dan tidak dapat dijangkau oleh akal dan pikiran. Sistem religi meliputi sistem kepercayaan, sistem nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, dan upacara keagamaan.

7. Kesenian
Segala hasrat manusia terhadap keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan imajinatif dan kreatif. Hal itu dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.


Perbedaan Kebudayaan Dalam 2 Bentuk Wujud

1. Kebudayaan Material
Kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi : Mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

2. Kebudayaan Nonmaterial
Ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.


3 Wujud Kebudayaan Menurut Dimensi Wujudnya

1. Gagasan (Wujud ideal)
Kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak.

2. Aktivitas (Tindakan)
Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial.

3. Artefak (Karya)
Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.


5 Masalah Pokok Kehidupan Manusia Dalam Sistem Nilai Budaya

Menurut C. Kluckhonh dalam karyanya Variations in Value Orientation (1961) sistem Nilai Budaya dalam semua kebudayaan di dunia, secara Universal menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia yaitu :

1. Hakekat Hidup manusia (MH)
Masyarakat dipengaruhi oleh kebudayaan- kebudayaan dalam memahami arti dari hidup. Sebagai contoh, dalam Buddha, hidup itu buruk dan manusia harus mencapai Nirvana. Hal ini mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menjalani kehidupannya. Namun, banyak kebudayaan yang menganggap hidup itu baik. Jadi, variasi budaya mempengaruhi pemikiran-pemikiran manusia.

2. Hakekat Kerja atau Karya manusia (MK)
Ada beberapa yang menganggap kerja adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk bertahan didalam kehidupan (survival). Namun, ada yang bekerja untuk mendapatkan pangkat, jabatan, bahkan ada yang berpikir bekerja untuk meninggalkan prestasi. Bukan harta yang dicari, namun status sosial yang dimiliki setiap individu.

3. Hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu (WM)
Masalah ini memiliki fokus dalam waktu. Ada budaya yang harus menganggap penting masa lampau, ada yang memperhatikan masa kini adalah yang terpenting sebuah tujuan perjuangannya, dan ada budaya yang melihat jauh ke depan. Hal ini mempengaruhi masyarakat dalam menentukan perencanaan hidupnya dikarenakan perbedaan pendapat dalam pemahaman dimensi waktu.

4. Hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar (MA)
Masalah ini menyangkut kepercayaan bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaiknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk di kuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dalam alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.

5. Hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya (MN)
Masalah yang ke lima menyangkut tentang interaksi antar manusia. Banyak kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Ada budaya yang menganggap kedudukan secara horizontal, dimana cenderung memikirkan hak asasi manusia. Sedangkan ada budaya yang menganggap kedudukan secara vertikal, dimana terciptanya pengembangan orientasi keatas (senioritas).


Faktor Yang Mempengaruhi Diterima/Tidaknya Suatu Unsur Kebudayaan Baru

  • Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
  • Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
  • Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
  • Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
  • Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.


Penyebab Terjadinya Perubahan Kebudayaan

Dari dalam Masyarakat

  • Dinamika Penduduk yaitu Pertambahan dan penurunan jumlah penduduk
  • Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama
  • Munculnya berbagai bentuk pertentangan dalam masyarakat

Dari Luar Masyarakat

  • Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut
  • Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannnya kepada pihak yang kalah


Hubungan Antara Manusia & Kebudayaan

Secara Sederhana
- Manusia sebagai pelaku kebudayaan
- Kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia

Menurut Sosiologi
- Manusia menciptakan kebudayaan
- Kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya


Contoh Hubungan Antara Manusia & Kebudayaan

1. Kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh : Adat-Istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak perempuan yang melamar sedangkan di Lampung, pihak laki-laki yang melamar.

2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (Urban dan Rural Ways Of Life)
Contoh : Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai (Sense Of Value)

3. Kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal (Tinggi, Rendah, dan Menengah). Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari, dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.

4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.

5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya : Kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.


Pengertian Dialektis

Menurut KBBI, Dialektis bersangkutan dengan Dialektika. Dialektika adalah Ilmu Pengetahuan tentang hukum yang paling umum yang mengatur perkembangan alam, masyarakat, dan pemikiran. Sedangkan Metode Dialektis berarti investigasi dan interaksi dengan alam, masyarakat dan pemikiran.

Pengertian Dialektika menurut Aristoteles dalam buku "Cecep Sumarna" adalah Menyelidiki argumentasi-argumentasi yang bertitik tolak dari hipotesa atau putusan yang tidak pasti kebenarannya.


3 Tahap Dalam Proses Dialektis

1. Eksternalisasi
Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui eksternalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia.

2. Obyektifitas
Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif yaitu suatu kenyataan yang terpisah dalam manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian, masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk perilaku manusia.

3. Internalisasi
Proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya, manusia mempelajari kembali masyarakat sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehinga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.





Sumber :

Share:

0 comments:

Post a Comment